Gerak Brown di SMAN Panyabungan
M. Yusuf Hasibuan
Pada waktu itu, SMAN Panyabungan merupakan satu-satunya SMAN Negri di Kecamatan Panyabungan. Aku mendapatkan juara 4 (empat) saat penerimaan raport. Saat itu catur wulan kedua di kelas 3 SMA tanggal 11 Maret 2000. Aku tidak puas dengan hasil ini. Aku menjumpai wali kelas Ibu Lesna untuk menanyakan masalah ini. Ibu pun bercerita bahwa banyak guru yang komplain karena masalah tulisanku yang kurang rapi. Kalau hasil ujiannya sebenarnya bagus.
Aku kecewa dengan jawaban wali kelasku. Turunnya rangking ini sangat mendalam buatku. Aku kecewa. Aku tidak percaya dengan hasil ini. Terlalu jauh dari dugaanku. Pupuslah sudah bebas testing. Emosiku memuncak. Aku pun menginjak – injak raportku sampai ada cap sepatuku di atasnya.
Dengan pelan - pelan Ibu Lesna berkata, kemungkinan ini bisa saja terjadi karena masalah demo uang pembangunan sekolah kemarin. Yusuf ikut soalnya. Jika ingin mengubah sekolah ini, tamat dulu. Barulah aku mengerti. Terima kasih Ibu, sahut saya. Langsung saat itu saya salam Ibu Lesna dan Ibu pun berkata dengan sambil mengelus rambutku, Jangan patah semangat ya nak. Tunjukkan bahwa engkau memang hebat.
Ibu Fisika (Bu @~Hafsah Nasution ) kebetulan berjumpa denganku. Dengan sedih ibu menyampaikan agar aku bersabar. Jangan sampai kamu patah semangat hanya karena rangking ya nak. Masa depanmu jauh dan bisa kamu genggam. Suatu saat nanti, kamu akan menjadi salah satu yang terbaik dari sekolah ini. Ingatlah itu ya nak, ibu sangat menyayangimu nak.
Disaat kecewaku ini, tentulah Ibu Kamilah Pulungan juga datang mencariku. Dia lah wali kelas saat saya kelas 2. Dia jugalah guru dan mentor yang menggelorakan semangatku agar serius belajar hingga dapat ranking 1 di kelas 2.
Beliau berucap: Sabar ya nak atas rangkingmu, Ibu sudah tahu semuanya. Kejadian ini pasti ada hikmahnya. Kamu akan menjadi lebih dewasa bila kamu sering mendapatkan cobaan dan kesakitan nak. Ini namanya ujian kesabaran nak. Kerang tiram di lautan akan mengalami kesakitan luar biasa sebelum menghasilkan mutiara yang berkilau. Jangan pernah sekalipun kamu kesal sama sekolah ini. Sekolah kita seperti inilah adanya dan ambillah hanya hikmahya saja.
Part-1 dari 2
Kisah ini terjadi 23 tahun lalu . Rangking 4 ini akhirnya menjadi titik balik. Bahwa kegagalan itu bukanlah untuk diratapi dan menyerah. Namun, teruslah berusaha seperti gerak brown yang zigzag.